Selasa, 20 Januari 2009

Apakah Borland Delphi Cocok Untuk Teknik Sipil?

Saya tidak tahu anda-anda ini kuliah di mana. Tapi di manapun tempat kuliahnya, kalau jurusannya Teknik Sipil, pasti lah dapat mata kuliah Bahasa Pemrograman Komputer, minimal 2 SKS.
Di ITB sekitar tahun 1993-an, yang diajarkan adalah Turbo Pascal dan Fortran. Mata kuliahnya adalah Metoda Numerik dan Bahasa Pemrograman. Yang ngajar Pak Amrinsyah Nasution, asisten-nya, Pak Hasballah Zakaria.
Di Itenas sekitar tahun 2000-an, mata Kuliah Bahasa Pemrograman dan Metoda Numerik diberikan terpisah, masing-masing 2 SKS. Bahasa yang dipakai adalah Turbo Pascal. Masalah cocok tidaknya Delphi untuk mahasiswa Teknik Sipil memang patut dipertanyakan. Saat saya mengikuti kuliah bahasa pemrograman, baik di ITB maupun di Itenas, materi yang diajarkan adalah Turbo Pascal.
Bahasa Pascal memang dikenal cocok diajarkan pada pemula, diharapkan, struktur bahasa Pascal yang terstruktur dapat menjadi bekal untuk mengembangkan potensi pemrograman yang dimiliki mahasiswa yang bersangkutan.
Bahasa Pascal cocok dipakai sebagai bahasa pendidikan. Lebih cocok dari Fortran yang dibangga-banggain sama dosen-dosen kolot itu. Alasan dosen-dosen kolot ya sudah jelas, mereka ahli di bidang itu dan malas belajar hal baru lagi. Apalagi dalam buku-buku teks Teknik Sipil, contoh-contoh perhitungan yang diprogram, misalnya dalam buku Principle of foundation Engineering-nya Bowles, juga pake Fortran.
Mungkin dosen-dosen sepuh itu masih beranggapan bahwa Visual Basic itu identik dengan Bahasa Basic klasik yang masih pake nomor baris, yang memang banyak sekali kelemahannya, terutama dalam soal efisiensi memori pada komputasi numerik.
Masalahnya, saat teknologi Windows sudah diterapkan, bahasa pemrograman berbasis teks rasanya kok jadi kurang cocok ya? Memang sih ada Turbo Pascal for Windows. Saya sebagai praktisi pemrograman, cenderung lebih memilih Visual Basic dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Sintak Lebih Sederhana
2. Lebih mudah diterapkan pada berbagai alat. Macro Office menggunakan VB. Kalkulator program pun menggunakan bahasa mirip basic.

Saya belum sem,pat ngecek lagi ke Itenas, apakah saat tuisan ini diposting, mereka masih menggunakan Borland Delphi? Pada saat awal Delphi digunakan dalam praktikum komputer, ada beberapa alasan intern mereka sih. Alasan utamanya adalah, pertama, ada satu orang dosen yang sangat berkompeten di bidang Delphi. Awalnya, dia menggunakan Turbo Pascal. Saya setuju dengan alasan beliau, Pascal lebih sistematik dan terstruktur dibandingkan dengan Fortran, hingga cocok digunakan sebagai alat pendidikan. Satu hal yang saya salut dari beliau, dia tuh belajar Pascal-nya gak kepalang tanggung. Begitu mengenal Delphi, dia secara serius menekuni. Nampaknya dia menemukan jalan untuk berbisnis software. Bahkan beliau sekarang punya Software House bernama Niftrasoft. Software house ini menggunakan Delphi sebagai developer kit-nya. Jadi wajar jika dalam pemberian mata kuliah di kelasnya menggunakan Delphi. Kelemahan beliau (saat itu, gak tahu kalo sekarang) cuma satu, kalau ngajar gak sistematis. Tapi it’s oke lah.. dia tuh dosen, bukan guru bimbingan belajar, tugas seorang dosen khan bukan mengajar sejelas dan sedetail guru bimbel. Mahasiswa harus banyak belajar secara mandiri di luar ruang kelas. Setelah itu, harus banyak berdiskusi dengan dosen yang bersangkutan. Saya pernah beberapa kali diskusi bahasa pemrograman dengan beliau. Asyik lho.. mungkin karena satu hobi, obrolan-nya nyambung semua.
Alasan kedua, Dosen lain nggak ada yang ngerti pemrograman, jadi ikut saja. Pasrah dan nggak punya pendapat. Bahkan saat saya berpartisipasi menjadi co-asisten di lab komputasi Sipil pun, keliahatan jelas kok kalau dosen-dosen di luar pemilik Niftrasoft itu tidak memiliki penguasaan materi Delphi yang memadai.
Satu hal yang ingin saya sampaikan, kelemahan itu harusnya ditutup dengan belajar, bukan cuma ngandalin modal “MT” di belakang nama doank  Itu susahnya kalau ijazah dan gelar akademis yang jadi patokan kemampuan. Bahkan ada seorang asisten dosen yang berkomentar, “Mungkin harusnya Delphi dipakai orang sosial kali, ya?” Keliatan banget kalau dia tuh kurang banget wawasan-nya. Gaul atuh, Bu, he he…

2 komentar:

  1. Bos,kayaknya ane kenal deh sama tuh dosen,asa
    pernah ketemu gituloh hehehe...pis bos!

    Supaya dosen2nya ato mahasiswa lebih tertarik mendalami pmrograman teknik sipil mungkin bisa mulai dari mathcad deh,soalnya tinggal pake dan terlihat lebih mudah,bisa dipakai untuk menerangkan bahasa pemrograman yang lebih rumit.
    Hasil perhitungannya itu langsung bisa didapat dan nilai variabel2nya dengan cepat mudah diganti2,sehingga kita bisa mengamati perubahan2 yang terjadi,gimana bos?

    BalasHapus
  2. Pak Kamalludin tuh dosennya. hehehe...sekarang di Itenas pakenya Delphi gan.

    BalasHapus