Selasa, 20 Januari 2009

Keuntungan Menggunakan VB Bagi Calon Sarjana Sipil

Saat kuliah di ITB, saya punya dosen yang begitu fanatik pada bahasa pemrograman C++. Entah kenapa, menurut beliau, VB dan Delphi bukanlah bahasa pemrograman yang serius bagi Teknik Sipil. Ah, masa sih Pak? Sebetulnya serius atau tidak khan tergantung yang make. Lebih baik pake VB sederhana tapi menghasilkan banyak program numerik bermanfaat daripada guma komentar gagayaan tapi gak ada bukti. Setuju?

Menurut saya dan rekan-rekan praktisi pemrograman, ada beberapa keuntungan menggunakan VB dibanding bahasa pemrograman lain yang lebih “serius”.

Pertama, kurva pembelajaran dan pengembangan yang lebih singkat/mudah dibanding dengan bahasa pemrograman lain, seperti C/C++, Delphi atau PowerBuilder sekalipun. Meskipun pernyataan ini masih bisa diperdebatkan. Tetapi yang jelas, VB merupakan bahasa pemrograman yang sangat populer dan banyak penggunanya. Cukup banyak literatur, kursus, situs internet ataupun komunitas yang siap membantu. Yang perlu disiapkan hanya tinggal kemauan dan kerja keras, dan pengaturan waktu yang baik untuk mempelajarinya.

Kedua, Visual Basic for Application (VBA) digunakan oleh keluarga Microsoft Office (Word, Excel, Access, PowerPoint, Project). VBA dikembangkan dari aplikasi yang sebelumnya dikenal dengan istilah macro, otomasi langkah-langkah berulang. Dengan adanya VBA, kemampuan macro dapat ditingkatkan menjadi seperti bahasa pemrograman lain. Bagi yang ingin mengoptimalkan kemampuan Autocad pun, dapat digunakan macro yang menggunakan VBA, bukan Fortran, he he..

VBA tidak berbeda dengan VB, jika dipelajari dan dimanfaatkan dengan produk software di atas, akan menjadi investasi yang berharga.

Itulah keunggulan VB. Tapi biar lebih, fair, kita bahas dikit soal kekurangan VB di sini. Oke? Pertama, dibanding dengan C/C++, maka file distribusi run-time yang dihasilkan VB berukuran lebih besar. VB juga fungsi-fungsi untuk mengambil fitur-fitur sistem operasinya lebih sedikit.

Kedua, VB bukanlah sepenuhnya bahasa pemrograman yang berorientasi objek seperti C/C++ dan Borland Delhpi. Kecuali VB Net dan versi yang lebih canggih. Kekurangan OOP VB 6 ke bawah adalah dalam hal konsep inheritance atau pewarisan. By the way, apaan tuh OOP dan inheritance? Itu mah urusan orang Informatika kali ya, orang Sipil mana urus? Yang penting buat kita-kita khan asal program bisa jalan dan hasilnya bener, khan? He he.

Apakah Borland Delphi Cocok Untuk Teknik Sipil?

Saya tidak tahu anda-anda ini kuliah di mana. Tapi di manapun tempat kuliahnya, kalau jurusannya Teknik Sipil, pasti lah dapat mata kuliah Bahasa Pemrograman Komputer, minimal 2 SKS.
Di ITB sekitar tahun 1993-an, yang diajarkan adalah Turbo Pascal dan Fortran. Mata kuliahnya adalah Metoda Numerik dan Bahasa Pemrograman. Yang ngajar Pak Amrinsyah Nasution, asisten-nya, Pak Hasballah Zakaria.
Di Itenas sekitar tahun 2000-an, mata Kuliah Bahasa Pemrograman dan Metoda Numerik diberikan terpisah, masing-masing 2 SKS. Bahasa yang dipakai adalah Turbo Pascal. Masalah cocok tidaknya Delphi untuk mahasiswa Teknik Sipil memang patut dipertanyakan. Saat saya mengikuti kuliah bahasa pemrograman, baik di ITB maupun di Itenas, materi yang diajarkan adalah Turbo Pascal.
Bahasa Pascal memang dikenal cocok diajarkan pada pemula, diharapkan, struktur bahasa Pascal yang terstruktur dapat menjadi bekal untuk mengembangkan potensi pemrograman yang dimiliki mahasiswa yang bersangkutan.
Bahasa Pascal cocok dipakai sebagai bahasa pendidikan. Lebih cocok dari Fortran yang dibangga-banggain sama dosen-dosen kolot itu. Alasan dosen-dosen kolot ya sudah jelas, mereka ahli di bidang itu dan malas belajar hal baru lagi. Apalagi dalam buku-buku teks Teknik Sipil, contoh-contoh perhitungan yang diprogram, misalnya dalam buku Principle of foundation Engineering-nya Bowles, juga pake Fortran.
Mungkin dosen-dosen sepuh itu masih beranggapan bahwa Visual Basic itu identik dengan Bahasa Basic klasik yang masih pake nomor baris, yang memang banyak sekali kelemahannya, terutama dalam soal efisiensi memori pada komputasi numerik.
Masalahnya, saat teknologi Windows sudah diterapkan, bahasa pemrograman berbasis teks rasanya kok jadi kurang cocok ya? Memang sih ada Turbo Pascal for Windows. Saya sebagai praktisi pemrograman, cenderung lebih memilih Visual Basic dengan alasan-alasan sebagai berikut:
1. Sintak Lebih Sederhana
2. Lebih mudah diterapkan pada berbagai alat. Macro Office menggunakan VB. Kalkulator program pun menggunakan bahasa mirip basic.

Saya belum sem,pat ngecek lagi ke Itenas, apakah saat tuisan ini diposting, mereka masih menggunakan Borland Delphi? Pada saat awal Delphi digunakan dalam praktikum komputer, ada beberapa alasan intern mereka sih. Alasan utamanya adalah, pertama, ada satu orang dosen yang sangat berkompeten di bidang Delphi. Awalnya, dia menggunakan Turbo Pascal. Saya setuju dengan alasan beliau, Pascal lebih sistematik dan terstruktur dibandingkan dengan Fortran, hingga cocok digunakan sebagai alat pendidikan. Satu hal yang saya salut dari beliau, dia tuh belajar Pascal-nya gak kepalang tanggung. Begitu mengenal Delphi, dia secara serius menekuni. Nampaknya dia menemukan jalan untuk berbisnis software. Bahkan beliau sekarang punya Software House bernama Niftrasoft. Software house ini menggunakan Delphi sebagai developer kit-nya. Jadi wajar jika dalam pemberian mata kuliah di kelasnya menggunakan Delphi. Kelemahan beliau (saat itu, gak tahu kalo sekarang) cuma satu, kalau ngajar gak sistematis. Tapi it’s oke lah.. dia tuh dosen, bukan guru bimbingan belajar, tugas seorang dosen khan bukan mengajar sejelas dan sedetail guru bimbel. Mahasiswa harus banyak belajar secara mandiri di luar ruang kelas. Setelah itu, harus banyak berdiskusi dengan dosen yang bersangkutan. Saya pernah beberapa kali diskusi bahasa pemrograman dengan beliau. Asyik lho.. mungkin karena satu hobi, obrolan-nya nyambung semua.
Alasan kedua, Dosen lain nggak ada yang ngerti pemrograman, jadi ikut saja. Pasrah dan nggak punya pendapat. Bahkan saat saya berpartisipasi menjadi co-asisten di lab komputasi Sipil pun, keliahatan jelas kok kalau dosen-dosen di luar pemilik Niftrasoft itu tidak memiliki penguasaan materi Delphi yang memadai.
Satu hal yang ingin saya sampaikan, kelemahan itu harusnya ditutup dengan belajar, bukan cuma ngandalin modal “MT” di belakang nama doank  Itu susahnya kalau ijazah dan gelar akademis yang jadi patokan kemampuan. Bahkan ada seorang asisten dosen yang berkomentar, “Mungkin harusnya Delphi dipakai orang sosial kali, ya?” Keliatan banget kalau dia tuh kurang banget wawasan-nya. Gaul atuh, Bu, he he…

Senin, 19 Januari 2009

Software Teknik Sipil


Buat para mahasiswa dan fresh graduate Teknik Sipil, bertanyalah pada diri kita sendiri, apakah penguasaan komputer kita sudah memadai? Aplikasi office MS word dan Excel sih standar semua orang, bukan standar teknik Sipil. Bukankah begitu? Ternyata banyak juga ya perangkat lunak yang berguna bagi mahasiswa dan alumni teknik sipil.


AutoCad
Di tingkat 1, ada mata kuliah gambar teknik atau konstruksi bangunan, khan? Setelah lulus mata kuliah itu, seharusnya mahasiswa mulai mendalami Autocad. Dalam pekerjaan nyata, gambar-gambar detail bangunan dibuat dengan program ini. Autocad adalah software untuk gambar teknik. Software ini digunakan untuk membuat detail gambar dari perencanaan. Misalnya detail perencanaan gedung dan jembatan. Sayang sekali, dalam kegiatan asistensi, ternyata banyak asisten dosen, terutama dari kalangan senior, yang justru tidak menguasai Autocad.


MathCad
Nah.. ini dia informasi penting dan berguna, karena masih banyak sekali para alumni dan dosen teknik sipil yang tidak tahu manfaat software ini.

Seperti kita ketahui, banyak sekali pekerjaan perencanaan Teknik Sipil yang melibatkan perhitungan-perhitungan matematis. Sebaiknya program ini mulai diutak-atik sejak masuk tahun ke 2 kuliah. Software ini berguna untuk mendalami mata kuliah apapun yang menggunakan perhitungan. Keistimewaan mathcad adalah:

* bentuk rumus sesuai dengan aslinya
* sekaligus dapat menganalisis satuan hitungan yang digunakan.

Saya pribadi menggunakan mathcad untuk alat bantu perhitungan pada mata kuliah: struktur baja, struktur beton bertulang, struktur beton prategang. Bagi yang ingin mendalami mathcad, saya rekomendasikan untuk mengkopi diktat kuliah Struktur Baja LRFD, Prof Bambang Suryoatmono, PhD, Universitas Parahyangan Bandung. Oh ia, saat ini, ternyata diktat Struktur Kayu Unpar juga ditulis dengan software Mathcad. Cara terbaik belajar Mathcad, mula-mula, cobalah salin lembar kerja mathcad yang ada di diktat tersebut. Setelah itu, cobalah untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah dengan mathcad. Untuk gambar-gambar ilustrasi, bisa kita gunakan Visio dan Corel Draw untuk gambar yang tidak perlu berskala. Untuk gambar yang berskala, Autocad lah ahlinya.


Visio

Sangat membantu untuk membuat sketsa gambar teknik yang tidak terlalu membutuhkan detail skala. Dalam mata kuliah bahasa pemrograman komputer dan Metoda Numerik, software ini sangat membantu penggambaran diagram alir.


Software Analisis Struktur

Jika telah menguasai Mekanika Teknik dan dasar-dasar perencanaan struktur, cobalah untuk mempelajari software-software berikut:
  • SAP
  • ETABS
  • STAAD Pro
  • Midas Civil

Software Manajemen Proyek

Jika sudah mengambil mata kuliah Manajemen Konstruksi atau Tata Laksana Proyek, cobalah untuk mempelajari:
  • Microsoft Project
  • Primavera Project Planner